Me-“muhrim”-kan orang lain? Ya, istilah itu baru saya dapat sore tadi. Bukan dalam artian menikah sehingga menjadi muhrim. Melainkan, saking seringnya berinterkasi kemudian mengetahui “kacrut” (kacau carut marut) dari sifat masing-masing dan merasa tidak mungkin jatuh cinta lalu menganggap biasa setiap interaksi dengan orang itu. Hijab menjadi longgar. Bercanda lebih sering. Bahkan kadang menceritakan hal-hal yang seharusnya hanya diceritakan pada saudara sesama jenis. Menjaga pandangan pun tersimpan rapi dalam teori. Apakah ini semua dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya?
Tentu saja, tidak! Kita memang harus menjaga hati, agar senantiasa mencintai Allah dan mencintai karena Allah. Tapi, Allah yang kita cintai juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan hijab. Allah yang kita cintai juga mengatur bagaimana kita berinterkasi dengan lawan jenis. Jika kita memang mencintai-Nya, mengapa muncul dalih : “Yang penting kan bisa menjaga hati”?
“Yang pertama itu adalah bagimu dan yang kedua itu adalah dosa atasmu”.Hadits itu jelas. Begitupun dengan surat Ghafir/Al Mu’min ayat 19, “Allah mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati”.
Maka menangislah gadis itu sore ini mengingat hijabnya. Ia bahkan tidak lagi bisa membedakan sedang berinterkasi dengan perempuan atau laki-laki.Dan hatinya telah berkomplot dengan setan untuk tak mengingatkan. Ia memang masih terjaga dari bersentuhan dan berdekatan, tapi bagaimana cara ia bicara, bercanda, marah, sesungguhnya tak pantas jika ditujukan juga untuk lawan jenisnya. Padahal, dulu ia sangat menjaga iffah dan izzah sebagai muslimah. Tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis jika tak ada urusan, apalagi bercanda. Tapi kini begitu berbeda. Dan hatinya tambah perih mengingat keinginannya dulu, “Saya ingin menjadi seorang muslimah yang menyimpan tatapan matanya di surga”
Allah, rahmati ia … dan siapapun yang membaca tulisan ini, tolong turut doakan ia. Karena mendoakan saudara saat terpisah jarak akan dikabulkan. Dan apa yang kita doakan untuk saudara akan didoakan malaikat untuk kita.