Kalau apa yang membuat saya belajar jadi dewasa adalah semua keterbatasan dan masalah, maka saya tidak keberatan itu semua ada. Saya tidak keberatan bertanggung jawab menyelesaikannya meski masalah itu bukan saya yang buat tapi mendatangi saya begitu saja. Apalagi jika saya yang buat kekacauan itu. Karena dengan demikian, saya tahu, bahwa masih ada fase hidup yang terus bisa dijalani. Masih bisa naik level, masih bisa tambah senjata, masih bisa punya surviving skill yang update. Itu perjalanan yang mesti ditempuh, menuju ke satu titik. Dan harus saya pastikan bahwa kilas balik di titik itu akan menyatakan saya menang.
Untuk semua ada masanya. Begitulah yang saya pahami dari pengalaman selama ini. Ada masa dimana saya harus belajar rendah hati saat keluarga mampu berdiri sendiri dan membantu keluarga lain. Ada masa dimana saya harus belajar berani ketika dimusuhi seisi SD mulai dari kepala sekolah sampai teman-teman saat menolak permintaan guru untuk memberikan contekan agar rata-rata NEM tinggi. Ada masa dimana saya harus belajar bagaimana menyandarkan kepercayaan diri pada sesuatu yang lebih hakiki daripada materi saat saya dikucilkan karena miskin. Ada masa dimana saya belajar berbagi ketika menyaksikan ibu tetap membantu orang lain di tengah segala keterbatasan kami. Ada masa dimana saya belajar kerja keras dari keseharian ayah. Ada masa dimana saya harus belajar sabar ketika ayah mulai sakit, belajar memahami kenapa, mulai dari kenapa ayah sakit sampai kenapa ayah harus pergi di saat itu. Saat saya hampir bisa memberikan hadiah terbaik yang telah saya usahakan empat tahun lamanya. Saat ayah masih belum bisa berdamai dengan kesedihan dan kekecewaannya. Itu semua adalah masa-masa yang saya syukuri. Termasuk penyesalan yang mengiringi berbagai kesalahan langkah. Karena, dengan itu semua saya menjadi lebih baik. Lalu kondisi pun membaik sedikit demi sedikit.
Saya hanya tidak boleh jalan ditempat. Karena ketika saya mulai berjalan ke depan sambil terus berdoa, mengucapkan harapan-harapan saya, mimpi-mimpi saya kepada yang bersemayam di arsy dan juga tinggal di hati saya, hari itu memang ada. Hari itu, mimpi-mipi saya, saya sudah hidup di dalamnya. Insya Allah.
———-
Painting The Sky, terimakasih sudah menginspirasi