Friday 24 December 2010

ME'MUHRIM'KAN

Me-“muhrim”-kan orang lain? Ya, istilah itu baru saya dapat sore tadi. Bukan dalam artian menikah sehingga menjadi muhrim. Melainkan, saking seringnya berinterkasi kemudian mengetahui “kacrut” (kacau carut marut) dari sifat masing-masing dan merasa tidak mungkin jatuh cinta lalu menganggap biasa setiap interaksi dengan orang itu. Hijab menjadi longgar. Bercanda lebih sering. Bahkan kadang menceritakan hal-hal yang seharusnya hanya diceritakan pada saudara sesama jenis. Menjaga pandangan pun tersimpan rapi dalam teori. Apakah ini semua dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya?

Tentu saja, tidak! Kita memang harus menjaga hati, agar senantiasa mencintai Allah dan mencintai karena Allah. Tapi, Allah yang kita cintai juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan hijab. Allah yang kita cintai juga mengatur bagaimana kita berinterkasi dengan lawan jenis. Jika kita memang mencintai-Nya, mengapa muncul dalih : “Yang penting kan bisa menjaga hati”?

“Yang pertama itu adalah bagimu dan yang kedua itu adalah dosa atasmu”.Hadits itu jelas. Begitupun dengan surat Ghafir/Al Mu’min ayat 19, “Allah mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati”.

Maka menangislah gadis itu sore ini mengingat hijabnya. Ia bahkan tidak lagi bisa membedakan sedang berinterkasi dengan perempuan atau laki-laki.Dan hatinya telah berkomplot dengan setan untuk tak mengingatkan. Ia memang masih terjaga dari bersentuhan dan berdekatan, tapi bagaimana cara ia bicara, bercanda, marah, sesungguhnya tak pantas jika ditujukan juga untuk lawan jenisnya. Padahal, dulu ia sangat menjaga iffah dan izzah sebagai muslimah. Tak pernah berinteraksi dengan lawan jenis jika tak ada urusan, apalagi bercanda. Tapi kini begitu berbeda. Dan hatinya tambah perih mengingat keinginannya dulu, “Saya ingin menjadi seorang muslimah yang menyimpan tatapan matanya di surga”

Allah, rahmati ia … dan siapapun yang membaca tulisan ini, tolong turut doakan ia. Karena mendoakan saudara saat terpisah jarak akan dikabulkan. Dan apa yang kita doakan untuk saudara akan didoakan malaikat untuk kita.





8 comments:

Hikari-san said...

Errr..

Muhrim - orang yang mengenakan ihram/ memakai ihram

Mahram - orang yang haram dinikahi

Allah Aklam :)

Nur said...

Owh ya ka?

Sebab selama ni saya belajar muhrim...huhuhuhuhu....

soliloquy said...

kalau ikut bahasa arab- memang betul apa yang phantom blogger tu cakap.

dan kalau ikut bahasa melayu- muhrim ada dua maksud :
1-orang yg dalam ihram
2-mahram

(nak buat macam mana, kita pinjam bahasa orang. ;) )

jadinya kalau ikut tatabahasa bahasa melayu, dah betul la apa yg akak tulis. :D

Nur said...

Thanks SAS, for the ilm.

Set aside the definition problem, there is a deeper issue that should be probed further. Nowadays, many muslim ladies have been succumbed into syaitan's whisper by abandoning their hijab physically and akhlak. The ikhtilat concept (forgive me if I'm wrong, and please correct me if I'm wrong) is no longer observed, and yes, it worries me to death that I belong to this kind of ladies.

Therefore, this post is more to remind me that Allah is ever watching, and Allah knows more what's in my heart. May Allah swt guide us to the right path.


Stay blessed Huda, SAS, :)

Hikari-san said...

Salam,

ohh ya, ala sekali sekala kita belajar bahasa la juga ye hehe.. ;) usah serius2 deh,.. baca bahasa indonesia ni saya pening sikit.. Thanks SAS, yup memang benar muhrim juga dalam bahasa melayu, jadi disebabkan perkataan ini berasal atau akarnya dari bahasa arab - jadi merujuk makna sebenar dalam bahasa arab eerrr lebih afdhal..;)

yup istilah ikhtilat - mixing gender -percampuran lelaki perempuan di tempat awam sebenarnya, berlawanan dengan istilah khalwat -

uuppss - i'm not trying to be police's language haha.. -

ok serius..

Ada ikhtilat yang dibenarkan- cth dalam jual beli, teachings etc - (Allahu Aklam) cuma dalam konsep menjaga batas antara lelaki perempuan itu yang perlu diberi perhatian. SAma sahaja di mana2, di kawasan public kita malu dengan orang kalau kita tiba-tiba berahlak kurang sopan dengan lelaki/perempuan, tetapi di waktu berinteraksi dengan lelaki/perempuan di internet kita tidak boleh pula nak menjaga akhlak tersebut- ini konsep 'ehsan' - setiap perbuatan dinilai Allah walaupun di saat sunyi. Dizaman 'fitnah' ini memang subtle batas2 tu dan kita memang mudah lalai- jadi adanya ehsan+empathy(intelectual identification) akan keterlanjuran kita cepat2 istighfar dan pelbaiki mutu perbualan/keadaan dan tinggalkan jika kita tidak mampu mengawal batas tersebut. Perbualan perempuan-perempuan juga perlu diobserve, perbualan2 yang tidak bermanfaat dan tidak menggambarkan akhlak muslimah juga tidak sesuai, perbualan yang panjang sehingga mengabaikan tanggung jawab2 lain juga dah termasuk dalam kategori -LALAI sedangkan kita terikat dengan masa (mengingatkan diri sendiri) dan saya juga tidak mengatakan berym/berbual dengan lelaki harus sama dengan sahabat perempuan. Lebih-lebih lagi wanita berilmu pasti tahu menggunakan ayat yang sepatutnya. Seperti ayat-tepuk dada tanya iman. The bottom line- Kalau sesuatu perbualan - terutama dengan lelaki yang mengambil masa berjam2 pasti mendorong kita bercanda (dan ayat hahah, hehe huhu kekekek itu bukan ayat bercanda okey), dan syaitan mudah mencucukkan jarumnya kalau dah panjang2 camtu dan memangla akan termasuk dalam golongan orang2 yang lalai dan rugi masa. DAn saya pasti cik fahzan kita bukan orang yang macam gitu sebab - kita kena siapkan tesis kita!!!

P/s- warning -jangan la pula fikir yang saya selalu berborak2 ngan awak di ym tu tak bermanfaat - tu bermanfaat untuk saya berinteraksi.

pp/s-Saya letih serius 2-3 jam mengadap tesis, jadi saya kurang untuk komen yang serius2 juga - ... maafla

Nur said...

PB,

Awwww...that's so sweet.....thanks..and for the record, I love your comments, thanks! Every comment sends a message that the reader does care about what I'm trying to convey, and coming from highly educated people like you and SAS, wah, it really2 makes my day. Seriously.

Thanks, kadang2 saya lupa bahawa dalam YM, memang takder orang observe kita, so macam2 la perbualan kita, kadang2 jadi berjela2, dan seperti biasa, syaitan akan menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. Saya rasa, memang syaitan ini patut menang award makhluk paling efficient, macam2 taktik yang tak leh di 'comprehend' kan oleh otak saya diorang bleh buat..Saya masih teringat lagi kata2 sahabat saya, Nahwan Nur (owh dik, dimana kah anda, kami rindu), cuba tanya diri, malukah kalau perbualan antara lelaki dan perempuan itu, di dengari oleh sahabat-sahabat lain?

Warghh...rasa tertampar saat itu. Benar sekali, kalau ngga ada malu, perbuat lah apa sahaja..tambah lagi selepas membaca ayat di dalam post ini - Menjaga pandangan pun tersimpan rapi dalam teori.Ghafir/Al Mu’min ayat 19, “Allah mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati”.

*pengsan*

Baru saya sedar, jalan mahu ke syurga itu, masyaAllah, sungguh sukar sekali. May Allah swt guide us to the right path.

YM dengan saya, saya sgt tertunggu2 kadang2 mahu berbicara sama anda, sgt bermanafaat untuk menghiudpkan kembali semangat saya. Kerana saya sedar, anda punya pola pemikiran yang sgt berbeza dengan saya, makanya perlulah interaksi untuk saya menyedari ada beberapa perkara yang saya ngga sedar. Thanks huda!

Jangan serious2 deh, bahkan every of your comment is seriously welcome. Saya tahu, sgt penat menulis thesis, belum lagi mencari idea dengan membaca2 journal yang berat, wah, mahu gila rasanya, dengan expectation dan self-pressure, we need some outlets for escapism, kalau ini boleh dikatakan escapism! Bagi saya, blog dan YM adalah escapism paling menarik, insyaAllah

Take care huda, all the best for the thesis-writing!

soliloquy said...

kut mana highly educated tu saya pun tak jumpa. haha.
yep. so true. pasal ikhtilat cyber ni.dunia tanpa sempadan, jadi semua orang pun nak langgar sempadan.
oh saya sangat anti bila lelaki nak bercakap tentang satu urusan-selitkan hihi, huhu, haha. dan lelaki yang dah tahu ada urusan yang boleh diselesaikan pagi-pagi, call-sms lebih daripada pukul 11 malam sebab nak settlekan urusan. omg... siang esok ada okay. sila respect privacy malam orang. sedangkan kita nak ketuk pintu orang lepas isyak pun, macam tak beradab. silalah paham.
i'm sorry. i'm just me. and i'm serious.
(oh... no wonder lelaki cakap saya sombong/garang/serius/syadid etc eh. peduli hape saya. asalkan saya tau saya tak langgar batas. ;) )
maybe some of them jealous tengok saya layan 'ladies' around me 180degree reversed. :P maybe...

pb: saya pun suka istilah 'mahram'. tapi... kadang2 bila bercakap dengan orang 'bahasa' terpaksa belajar bahasa. hahaha

Nur said...

salams,

Maaf lambat balas, wishing you a very happy new year, insyaAllah every heart's desire will come true one day, insyaAllah.

Yes, i was sombong etc etc etc before. Perhaps I simply do not know how to interact with guys. For me, i fail to recognise the flirts etc, thus i become so defensive. Coming from religious school which is, ahem, really strict with this kind of open communication and relationship has really developed my personality.

Well, now I've changed a litte bit, especially concerning this issue. Maybe I've grown up, maybe i've matured. What ever, I do know the lines, and it still hurts me so much whenever I see one of friends crosses over it. Some of my male friends ( I couldn't really call them my friends, perhaps more as acquaintance) still view me as sombong etc, well, suit themselves.

I agree with you, some matters can be resolved during the days, well, adab and akhlak have been degraded nowadays due to so many reasons.

Hope we stay, and be guided, on the straight path, insyaAllah.

Wish you all the best in life, this year, and coming years.

Ah I miss you guys!